Senin, 22 Desember 2008

Kalabia di Kampung Kalobo

Pada tanggal 8-10 January 2008, Tim Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) Kalabia mengadakan pogram pendidikan di daerah Salawati dalam rangka menyongsong perayaan 1 Muharam 1429 Hijriah yang dipusatkan di daerah Kalobo dan Sarkabu. Selain berbagai macam lomba yang diadakan panitia, kami diminta untuk mengisi program pendidikan lingkungan dengan siswa SD kelas 4-6 dari kampung Sarkabu, Kalobo dan Waijan. Perwakilan dari tiap kampung berjumlah 12 orang sehingga total peserta PLH berjumlah 36 siswa.


Kami diberikan ruangan dibalai desa Kalobo untuk belajar, karena di depan balai desa tersebut ada lapangan yang bisa kami pakai untuk berlari-lari. Kebetulan juga di depan balai desa ada mesjid yang posisinya agak tinggi sehingga kadang-kadang ada signal simpati yang nongol. Mayoritas penduduk di ketiga kampung ini adalah transmigram dari pulau Jawa. Sehingga makanan yang disajikan kepada kami tentu saja menu jawa dan yang menjadi favorit dari kami semua adalah kerupuk dari singkong.
Robo
Sewaktu permainan ekosistem yang cocok, ada seorang anak bernama Robo, dia dari SD Sarkabu kelas 4 yang tidak terpilih mengikuti kegiatan PLH. Awalnya dia hanya mengantar teman-temannya dan menonton dari luar lapangan. Tetapi ketika melihat permainan yang kami bawakan, dia menjadi bersemangat dan kadang-kadang mencuri kesempatan untuk bergambung dalam permainan meskipun tidak mempunyai tanda pengenal. Melihat kejadian itu, K’Max langsung memanggil si Robo dan beberapa temannya yang bukan peserta untuk bergabung belajar bersama dan diberikan tanda pengenal masing-masing dan bergabung di dalam kelompok bersama teman-teman yang lain.
Ternyata Robo adalah siswa yang cerdas dan berani. Dia tidak pernah malu untuk menjawab setiap pertanyaan yang kami berikan meskipun banyak jawabannya yang salah. Tetapi dengan begitu suasana menjadi lebih meriah karena kelucuannya itu. Salah satu kelucuannya adalah ketika ditanya tentang alat yang dipakai untuk melihat benda yang sangat kecil dia menjawab “mikroskoskop” kontan saja seluruh ruangan menjadi riuh karena tertawa. Tetapi dia tetap tersenyum dan percaya diri.


Pada acara perayaan 1 Muharam ini, didakan juga penanaman pohon yang dilakukan oleh Bupati dan staf. Anak-anak peserta PLH juga turut ambil bagian. Mereka sangat bahagia bisa menanam dan berjanji untuk merawat setiap pohon yang sudah mereka tanam.


Penanaman pohon oleh Pemda Raja Ampat

Anak-anak menanam pohon bersama

Kegiatan snorkeling kami lakukan di depan kampung Sarkabu. Awalnya kami berniat memakai speed boat. Tetapi karena speednya bermasalah sehingga kami mencoba meminta ijin dari kapten kapal Inbekwan, kapal patroli yang turut serta mendukung perayaan 1 Muharam tersebut. Kapten sangat bersedia sehingga semua anak kami ajak naik ke kapal Inbekwan dan menuju ke lokasi snorkeling. Dari situ kami menggunakan speed Inbekwan yang kecil untuk mobilisasi anak-anak ke lokasi snorkeling. Pada awalnya sebagian besar peserta tidak mau ikut snorkeling dengan alasan takut dan tidak bisa berenang, karena banyak diantara mereka sama sekali belum pernah berenang di laut. Tetapi ketika kami beri penjelasan bahwa mereka akan tetap memakai life jacket dan itu menyebabkan mereka tidak mungkin tenggelam ditambah cerita seru dari peserta yang sudah selesai snorkeling tentang keindahan alam bawah laut yang menakjubkan membuat peserta makin lama makin bertambah sehingga dari 42 peserta PLH yang tidak ikut snorkeling hanya 2 orang dengan alasan dilarang orangtuanya berenang.
Km Inbekwan, Kapal Patroli yang beroperasi di Kabupaten Raja Ampat.


Keesokan harinya anak-anak kami ajak membuat boneka sendiri dari sampah-sampah yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Banyak yang membuat burung, manusia dan lain-lain. Setelah pembuatan boneka, anak-anak kami ajak untuk pementasan panggung boneka. Mereka sangat bahagia karena boneka buatan mereka sendiri dan mereka pentaskan sendiri cerita yang mereka buat secara bersama-sama. Setelah pementasan panggung boneka, anak-anak diajak melukis di atas kaos.



Setelah semua materi disampaikan, kemudian kami pamit untuk pulang. Tetapi yang membuat kami terharu adalah semua anak-anak menangis sewaktu acara jabat tangan dan sebagian besar dari mereka minta untuk kami tandatangani di kaos yang mereka pake. Program Pendidikan Lingkungan Hidup Kalabia ini benar-benar sangat berkesan bagi anak-anak maupun bagi kami para pendidik.

Tidak ada komentar: